Bercerita tentang kehidupan sehari-hari memang menyenangkan. Kadang membuat kita marah, tidak jarang akhirnya malah membuat kita tertawa saat telah melewatinya (padahal mungkin saat menjalaninya, kita sampai menangis darah :D). Dan inilah cerita kehidupan saya,, cuplikan-cuplikan dari masa-masa yang berbeda,, hope you enjoy it :)
Cerita ini berawal saat gw melihat salah satu residen semester satu (adik kelas gw) yang sampai malam tidak tidur. Nahh,,, mari kita mundur sebentar,, sekitar 2,5 tahun ke belakang... Saat itu, gw yang masih menyandang predikat kualif bener-bener kaget dengan jadwal jaga yang belasan dalam waktu satu bulan. Kerjaan hanya tutup mata sebentar dan keesokan harinya jaga, begitu setiap kalinya, belum lagi masalah tugas "kacung" yang diemban oleh para residen semester satu. Tapi hal yang paling gw sebel pas jaga adalah: tidak ada tempat tidur! Sebenarnya ada dua kamar jaga, satu kamar jaga junior satu lagi kamar jaga senior. Kamar jaga senior diisi oleh residen yang paling tua sedangkan kamar jaga junior diisi oleh kakak-kakak kelas kami yang bekerja di UGD dan keliling RS menjawab konsul. Sementara para residen paling junior? Kami tidak memiliki tempat untuk merebahkan diri, padahal jumlah jaga kami jauhhh melebihi jumlah jaga para senior kami yang dapat tidur nyaman di atas pulau kapuk itu. Alasannya sangat tidak masuk akal.. Nanti suatu saat juga kalian akan dapat tidur disana. Saat itu, rasanya muuaaakkkk banget kalo masuk ke kamar jaga itu dan melihat mereka meregangkan badannya. Rasanya dianggap bukan manusia. Saya sendiri, hanya tidur dalam posisi duduk. Belum habis kekesalan saya, saya masih harus menyediakan minuman mulai dari kopi, teh, creamer dan aqua galon di kamar jaga senior. Dan yang tidak habis pikir adalah alasan mereka yang menyebutkan bahwa "ada saatnya kalian menjadi senior dan menikmati fasilitas ini" ckckck,,, sama sekali tidak menunjukkan perkataan dari orang yang berpendidikan.
Belum habis cerita kualif,, Kalau makan itu harus minta ijin dahulu, jangan pernah makan sebelum kakak kelasnya makan. Pernah suatu ketika teman saya yang berbadan besar dan mudah lapar itu menunggu waktu untuk makan, sayangnya sang kakak kelas paling senior ternyata telah makan sendiri dan lupa mengajak para juniornya. Alhasil, kelaparanlah teman saya itu.. Hmm,, kalo diurut-urut mungkin kalian akan berfikir itu sekolah spesialis atau penjara? Hahaha,, That's life :) syukuri saja, sudah bosan mengutuk,,,
Kita kembali ke masa sekarang,, Kemarin salah seorang dosen saya menawarkan pekerjaan di salah satu daerah dengan penghasilan yang menggiurkan, mendapat fasilitas mobil. Ada juga rumahsakit yang menyediakan fasilitas seperti rumah, mobil dan gaji yang dapat dikategorikan lebih dari cukup. Tawaran yang sangat menggiurkan, mengingat selama masa sekolah ini yang ada hanya menghabiskan pundi-pundi :) sayang saya masih setengah jalan menuju kelulusan.. Tapi yang menjadi sorotan saya adalah mengapa bangsa Indonesia hanya terfokus pada "mencari pekerjaan" dibandingkan dengan "membuka usaha". Benar-benar tipikal negara terjajah dan negara berkembang. Belum lagi banyak pihak yang memilih bekerja di instansi pemerintahan yang notabene terkenal dengan ketidakjelasan, rawan KKN dan sangat rentan terhadap KPK. Sebenarnya saya tidak antipati terhadap pegawai pemerintah, karena toh saya berhubungan erat dengan orang-orang yang bekerja disana :) namun justru karena saya berhubungan dengan orang-orang tersebut dan saya membandingkan dengan teman-teman saya di tempat lain, saya jadi tahu apa bedanya dan perbedaannya signifikan (bukan bermaksud merendahkan lo,,). Intinya, saya hanya berfikir,, akan berbeda jika mindset orang Indo itu diubah, menjadi lebih kreatif, tidak hanya mengharapkan gaji tiap bulan dan menjadi bawahan seseorang,, jika anda seorang yang memiliki usaha, maka andalah yang menjadi pemimpinnya namun jika tidak memiliki modal yang cukup untuk membangun usaha, maka carilah yang benar-benar basah, bukan setengah basah,, kan sudah susah-susah sekolah :D
Cerita hari ini akan saya akhiri dengan kisah seorang pasien saya. Seorang pasien, sebut saja X, yang mengeluh nyeri pada perut bagian bawah namun dia dikonsulkan pada saya karena kejangnya. Kali ini saya tidak akan membahas soal kejangnya. Saya melihat sekilas, seorang wanita muda, dia sedang diperiksa oleh koas dan hampir seluruh badannya terbuka (kecuali bagian kemaluannya tertutup), kesimpulan saya hanya satu, dia sudah tidak perawan lagi. Sedikit anamnesa dan hoalaaa,, memang benar adanya. Pertanyaannya, bagian tubuh yang membuat saya yakin bahwa wanita tersebut sudah tidak "gadis" lagi padahal saya tidak melihat bentuk vaginanya? Well,, silakan jawab sendiri.. Dan hasil dari cerita singkat sang gadis, doa saya satu,, Tuhan, sisakan satu perawan yang baik untuk anakku nanti :)