Kali ini gw akan bercerita tentang perjalanan tiga minggu bersama para dokter yang mengabdikan dirinya bersibuk ria dalam dunia rehabilitasi. Sebenernya sih, kalo gw bilang rehabilitasi, konotasinya pasti narkoba dan semacamnya. Kalo gw bilang tempat fisioterapi, pasti hampir semua orang ngeh. Dan disinilah gw stase selama 3 minggu kemarenan. Entah mengapa orang sering menganggap sebelah mata dengan yang namanya bagian rehab ini, padahal menurut gw bagian ini penting. Seorang dokter saraf (bagian saya, misalnya stroke),, kami hanya mengurusi tentang penyakitnya, otaknya dan kedepannya nanti. Sedangkan ketika dipulangkan dari rumah sakit, para dokter rehab inilah yang memegang peranan penting supaya mereka bisa hidup lebih baik dengan keterbatasan fisik yang terjadi akibat stroke ini. Tidak jarang mereka melakukan home visit dan melihat langsung lingkungan rumah mereka dan mengkondisikan rumah sehingga bagian yang lumpuh itu dapat dilatih semaksimal mungkin. Tujuan mereka mulia, menjadikan hidup yang lebih baik dalam ketidakbaikan kondisi mereka.
Tapi buat gw secara pribadi, gw memerlukan rehab ini buat sinusitis gw. Sayangnya, alatnya ga ada di rumah sakit tempat gw menimba ilmu ini. Gw bayangin, seandainya bagian rehab ga ada, kemana para pasien yang diamputasi itu untuk membuat kaki palsu? Kemana larinya para pasien yang mengeluh nyeri punggung atau lumpuh? Dan kemana larinya saya? Hehehe... Sama seperti manusia terdiri dari kaki, tangan, otak, kulit dan lainnya,, begitu pulalah sebuah penyakit harus ditangani secara holistik dari berbagai disiplin ilmu. Sebuah kerjasama yang baik antar bagian akan berakibat luar biasa bagi seorang pasien. Jadi, janganlah berfikir merasa lebih penting dari bagian lainnya. Karena tidak ada yang lebih tinggi di mata Tuhan. Selamat tinggal rehabilitasi medik, kini waktunya untuk kembali ke pangkuan "rumah" alias lapak poliku. Huh,, back 2 d jungle...