Keluarga kecilku sedang berjuang..
Ada yang nun jauh disana.. Dia berjuang melawan trauma masa lalu, melawan kebiasaan buruknya hingga menghabiskan banyak uang sia-sia, melawan kesendirian dan hawa nafsu yang dialihkan pada...makanan! :) dia sedang mempersiapkan progress report yang lebih seperti progres repot. Entah kenapa, dia hobiii sekali menanyakan pendapatku bagaimana jadinya hasilnya nanti. Aku takut, bukan karena dia tidak bisa namun karena dia tidak suka menulis... Itu yang kutakutkan. Apalagi ditambah dengan traumanya. Bayang-bayang gelap itu masih kuat melekat.. Tidak pede, trauma dan bahasa adalah trilogi yang sedang dihadapinya dalam menyusun progres repotnya.. Namun aku tahu bahwa dia bisa dan Tuhan akan menemaninya...
Di luar masalah itu, dia masih harus berkutat dengan pekerjaan. Sebenarnya aku lbh suka dia bekerja namun jangan yg tll berat. Kalau dia tidak bekerja dia akan tambah stres.. Kaya di aussie dl.. Semoga dia bisa menemukan pekerjaan baru atau tambahan mengajar lagi.. Amiinn.. Dan semoga dia bisa mengendalikan diri melawan kebiasaan buruknya dan berdamai dengan masa lalu yg menghabiskan uang yg tidak sedikit. Tapi sudahlah, aku percaya bahwa semuanya sudah disediakan.
Aku.. Aku masih disini, berjuang melawan waktu dan hatiku. Waktu karena aku harus pintar membagi waktu. Mulai minggu depan aku stase di bagian EEG aka perekaman otak (itu loh, alat yg biasa dipakai di kepala untuk memeriksa pasien kejang.. Di bagian ini masuk pukul 6 pagi tepat dan pulang sore.. Ditambah lagi stresor tinggi karena dosennya adalah orang yg tegas dan.. (kalau boleh jujur) membuat aura ketakutan semerbak. Belum lagi kakak kelas yg masih hobi menyuruhku menjadi jaga dua. Dan bukan hanya sekali.. Tuhan, ampuni dosanya. Remember, karma DOES exist!! Apalagi dia memiliki bayi sama denganku.. Well, hati-hati. Doa orang tertindas didengar..
Sekolah pasti punya masalah, namun hanya di Indonesia residen tidak dibayar. Hanya di Indonesia, residen lbh rendah kedudukannya dari koas.. Kali ini masalahku adalah maju ilmiah, belajar, membuat penelitian dan aku hanya ingin lulus.. Sudah lelah jiwa raga..
Pejuang terakhir adalah seorang anak yang berusia 9 bulan dimana dia harus berjuang melawan kesendiriannya ditinggal kedua orang tuanya. Tangisnya saat kesepian tidak disambut dengan hangatnya pelukan mommy karena momynya sibuk harus sudah sampai di rumah sakit pukul enam pagi dan pulang entah kapan...
Ah... Mereka... Mereka hanya melihat dari kejauhan.. Mereka hanya dapat berkata, hebat ya dua duanya bisa sekolah. Yang satu spesialis, yg satu S3 di luar pula.. Aku hanya bisa tertawa.. They never know what the story behind.. Susahnya menjaga hati, mengisi kekosongan, melawan nafsu bahkan kebiasaan buruk yg muncul like gambling.. Hidup itu pilihan.. Dan inilah jalan berliku keluarga kecil kami.. Impianku sederhana, kami dapat berkumpul kembali.. Back for good..
No turning point.. No return.. All we have to do is keep moving on and stay strong through the storm.. Aku dan mereka.. Berjuang hingga titik lemah kami.. Namun hanya satu kalimat.. Ini pilihan kami.. Hidup itu selibat hukum dengan sebab akibat dan aku tahu konsekuensinya.. Berikanlah kami kekuatan, jauhkanlah kami dari dosa-dosa.. Kami hanya manusian biasa yang tidak luput dari cacat dan cela.. Kami kuat karenaMu.. Kami bisa berjalan karenaMu.. Amiinnn