Senin, 20 Desember 2010

Sebuah surat tak terucap


Dear Tuhan,,,
Tuhan, sampaikanlah suratku ini padanya, bisikkanlah dalam tidurnya,, sebuah suratku yang tak terucap,,
Tolong,,, katakan padanya bahwa aku selalu terheran-heran padanya. Sebuah pertemuan yang mungkin sudah Kau rancang namun aku tetap terheran. Katakan padanya, terima kasih ia mau datang ketika asaku mulai berhenti berharap, ketika pintu sudah tertutup rapat. Dia tidak mengetuk pintuku lembut, dia bahkan menggedor pintuku dengan kerasnya agar membuatku tersadar bahwa dia memang berdiri tegap disana. Namun ketika kubuka pintuku, aku terheran.. Tidak, dia tidak datang berhiaskan bunga, melainkan dia datang berpakaian penuh kotoran dan sekop. Dia mengatakan padaku bahwa dia datang tidak membawa sekuntum bunga yang harum sesaat namun akan kering dan layu, namun dia datang dengan pakaian penuh kotoran dan sekop karena dia ingin mengajakku membuat kebun bunga. Dia berkata, memang sulit dan butuh perjuangan serta ketelatenan agar dapat membuat kebun bunga yang baik namun hasilnya sepadan, agar aku selalu dapat melihat keindahan bunga-bunga itu dan menciumnya setiap hari. Dia mengajarkanku bagaimana harus memupuk, menyirami dan merawat bunga-bunga itu. Sebuah hasil yang sepadan.

Ya,,, kau datang dengan berbagai sisi yang selalu mencengangkanku, my multiface man. Terima kasih karena kau membuat kebun bunga terindah yang pernah kulihat. Aku melihatmu berdarah, aku melihatmu menjadi kotor, namun kau tidak berhenti memberi pupuk, menyirami bunga-bunga itu. Kau tidak memberiku sebuah bunga petik yang harum sesaat kemudian kering, kau memberi kehidupan. Terima kasih untuk luka dan semua kotor itu, untuk semua keuletan dan kesabaranmu. Telah banyak yang kita lalui, up and down, hot and cold bahkan akupun tidak tahu apa yang terhampar di depan, tidak tahu apalagi yang akan terjadi. Namun aku percaya padamu.. Itu sudah cukup untukku.

Aku memberimu kunci, a key to my heart... Kau yang sempurnakan hariku, mewarnai hidupku, memberi cahaya,, coz you are my sunshine.. Maaf, jika selama ini kau terluka karena sikapku, teriris mendalam karena ulahku, namun malam ini aku ingin kau tahu,, ini aku,, aku milikmu,,

-didedikasikan untuk seseorang yang selalu cerewet kalau aku terlambat makan, selalu khawatir bila aku tidur di kursi, selalu memiliki strategi cerdas, serta yang selalu membuatku seakan bertemu seseorang yang baru setiap harinya. Terima kasih untuk mau bersabar, untuk mau memaafkan, untuk mau terus memegang tanganku menapaki hari esok. Aku minta, pegang tanganku, kuatkan hatiku, hapus tangisku, relakan bahumu untuk tempatku bersandar dan jagai aku. Aku tidak pintar merangkai kata, aku hanya mampu berkata, thank God I found you, herbert wibert,, I love you-