Jumat, 30 Maret 2012

BB, Iphone or Android?

Hehehehe,, saya bukanlah pengamat teknologi yang handal. Saya hanya pengamat untuk diri saya sendiri. Lalu, ngapain juga susah-susah nulis di blog tentang hal ini? Inilah alasannya...

Hari ini di twitter ternyata jadi trending topiknya adalah BB nyerah sama android dan Iphone..
Horeeee.... I win!!!
Pebisnis tampak mulai meninggalkan BB. Secara pribadi, dari dulu saya paling anti sama yang namanya blackberry. Saya ga suka sama yang namanya alat komunikasi sejuta umat. Layanan yang dibanggainnya BBM dan saya tidak begitu tergiur dengan yang namanya jaringan komunikasi massal kaya gt. Selebihnya? Menurut saya biasa saja. Kalo Iphone yah sudah jelaslah dari harganya juga keliatan kualitasnya. Tidak diragukan lagi. Apa yang dapat dikatakan? Harga memang berbanding lurus dengan yang namanya kualitas. Karena mahalnya, bahkan tadi saya membaca artikel yang menyebutkan bahwa salah seorang remaja china rela untuk menjual sebuah ginjalnya untuk membeli Ipad dan Iphone. WOW!!! Lalu, mengapa sekarang saya justru memilih android??? Fokus saya adalah browsing dan saya lebih menyukai layar sentuh namun harga tidak setinggi Iphone... (maklum, udah ibu2 jadi pelit ;p). Hmm,, intinya sih semua kembali ke selera.. Ada sebuah joke,, katanyaaa,,, kalo pengen liat yang beneran smartphone? Cobalah,, 2+3x2,, android dan Iphone menjawab 8, BB yang menyebutkan 10. See?? Hehehe,, And how about you?? Which one is yours???






Lihat sisi lain dibalik demo BBM anda

Baiklah, demo dimana-mana.. BBM naik? Yah, suami saya yg pekerjaannya bersinggungan dgn itu sudah pernah memberitahukan bahwa itu akan terjadi karena pemerintah tidak akan mampu membiayai lagi. Namun, perlukah kita bersikap anarkis? Pernahkah anda melihat dari sisi lain?

Hari itu,,
Ketika anda sibuk dengan teriakan-teriakan maupun gaya  anda yang "menurut anda" demi kepentingan masyarakat,,,
Lihatlah sekitar anda,, buka mata anda,,

Taukah anda...
Ada dokter yang tidak dapat melewati jalanan itu sementara dia dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa manusia,, Mereka hidup dalam realita, terjun langsung benar-benar demi kepentingan orang lain, bukan hanya berteriak-teriak atau membakar dan semacamnya.

Taukah anda..
Ada ayah yang ingin bekerja demi sesuap nasi dan karena anda menghalangi perjalanannnya dia mendapat uang dan ketika dia pulang,, dia harus tertunduk sedih melihat istri dan anaknya yang berharap dapat makanan namun pulang dengan tangan kosong. Tanyakan padanya apa yang paling penting buatnya, dia akan berkata bahwa yang terpenting adalah dia dapat membawa uang untuk memberi makan anak istrinya. Apa dia tahu tentang demo dan semacamnya. Bibir itu dengan jujur berkata, saya tidak peduli.

Taukah anda...
Ada ibu yang ketakutan dan berdoa anaknya baik-baik saja karena demo, namun justru ketakutannya membawa malapetaka, dia terserang stroke. Cacat seumur hidup dan bahkan sekarang dalam kondisi antara hidup dan mati.

Aaahhh.. Itu hanya segelintir kisah yang dapat saya ceritakan dari sisi lain sebuah demo yang anda agungkan itu...

gambar diambil dari forum.detik.com

Pernahkah anda berfikir tentang hal itu? Mungkin pembelaan anda adalah ini semua demi kepentingan bangsa ini. Saya hanya dapat tersenyum. Seperti inikah cerminan mahasiswa yang katanya kaum intelek? Saya rasa seorang intelek akan mencari solusi, bukan menambah sebuah perkara. Carilah sumber energi baru, hematlah dengan yang ada,,, Berfikir dengan logis.. Bukan hanya berteriak ataupun justru malah hanya ikut-ikutan hanya karena dibayar 50.000. Murah sekali harga diri anda... Bahkan partai politikpun berlomba-lomba mencari simpati dari kekeruhan ini. Tidak ada yang benar di mata saya..

Seorang guru saya pernah berkata.. Janganlah melihat sesuatu dari satu sisi kotak saja. Tariklah kotak itu dan anda akan melihat keseluruhan dari kotak itu dan anda dapat melihat lebih baik bagian mana yang harus dibenahi.

Berhentilah bersikap seperti penjagal.. Inikah kaum penerus bangsa kita? Saya kecewa,,,,,

Minggu, 25 Maret 2012

the recipe

While waiting to pick up a friend, I had one of those life-changing experiences that you hear other people talk about — the kind that sneaks up on you unexpectedly. This one occurred a mere two feet away from me.

Straining to locate my friend among the passengers, I noticed a man coming toward me carrying two light bags. He stopped right next to me to greet his family.

First he motioned to his youngest son (maybe six years old) as he laid down his bags. They gave each other a long, loving hug. As they separated enough to look in each other’s face, I heard the father say, “It’s so good to see you, son. I missed you so much!” His son smiled somewhat shyly, averted his eyes and replied softly, “Me, too, Dad!”

Then the man stood up, gazed in the eyes of his oldest son (maybe nine or ten) and while cupping his son’s face in his hands said, “You’re already quite the young man. I love you very much, Zach!” They too hugged a most loving, tender hug.

While this was happening, a baby girl (perhaps one or one-and-a-half) was squirming excitedly in her mother’s arms, never once taking her little eyes off the wonderful sight of her returning father. The man said, “Hi, baby girl!” as he gently took the child from her mother. He quickly kissed her face all over and then held her close to his chest while rocking her from side to side. The little girl instantly relaxed and simply laid her head on his shoulder, motionless in pure contentment.

After several moments, he handed his daughter to his oldest son and declared, “I’ve saved the best for last!” and proceeded to give his wife the longest, most passionate kiss I ever remember seeing. He gazed into her eyes for several seconds and then silently mouthed. “I love you so much!” They stared at each other’s eyes, beaming big smiles at one another, while holding both hands.

For an instant they reminded me of newlyweds, but I knew by the age of their kids that they couldn’t possibly be. I puzzled about it for a moment then realized how totally engrossed I was in the wonderful display of unconditional love not more than an arm’s length away from me. I suddenly felt uncomfortable, as if I was invading something sacred, but was amazed to hear my own voice nervously ask, “Wow! How long have you two been married?

“Been together fourteen years total, married twelve of those.” he replied, without breaking his gaze from his lovely wife’s face. “Well then, how long have you been away?” I asked. The man finally turned and looked at me, still beaming his joyous smile. “Two whole days!”

Two days? I was stunned. By the intensity of the greeting, I had assumed he’d been gone for at least several weeks – if not months. I know my expression betrayed me.
I said almost offhandedly, hoping to end my intrusion with some semblance of grace (and to get back to searching for my friend), “I hope my marriage is still that passionate after twelve years!”

The man suddenly stopped smiling.

He looked me straight in the eye, and with forcefulness that burned right into my soul, he told me something that left me a different person. He told me, “Don’t hope, friend… decide!” Then he flashed me his wonderful smile again, shook my hand and said, “God bless!”

yes,, that's the recipe



it has been four months since you left me,,, each day I cross the calendar and counting down,, it seems forever,, never ending waiting,, I've been waiting for 29 years,, and now I have to prolonged it over again,, God,, help us,, love you always herbert wibert,, hug n kisses,, XOXO,, your wife and loxa,,

Jumat, 23 Maret 2012

long time no see,,,

helow there,, piye kabar'e?? Rasanya udah lama ga update blog ini.. Standarlah alasannya,, Karena gw sibuk dengan sekolah gw yang never ending study itu. Bayangin ajah, 5 minggu berturut-turut gw di poli spesialis,, belum lagi jaga dan dalam waktu dekat ini gw mau ujian. Suami gw udah mulai protes,, Dan kali ini gw memang harus berhenti berlari...

Hari itu,, Selasa,, Gw berencana untuk melapor pada salah satu dosen gw,, Gw menunggu waktu yang tepat,, sayangnya waktu yang tepat itu tak pernah datang,, alasannya sangat sederhana,, entah mengapa dan tanpa diduga-duga gw yang saking lincahnya bergerak kesana kemari itu kepentok pintu dan tempurung kakiku entah mengapa langsung terlepas begitu saja!! Yup, ibu hamil 6 bulan ini menabrak pintu dan terjatuh... Untung pintunya ga kenapa-kenapa,, hehehe,, Sumpe dah,, sakitnya minta ampun,, teriak-teriak gw,, eh, tapi gw emang kebiasaan teriak-teriak... kikikik,,

Berbagai reaksi muncul dari orang disekitar gw,, mulai dari temen gw yang ngira gw cuma becanda doang, kakak ma enyak gw yang ga angkat telfon, suami yang marah-marah sampe bokap gw yang langsung nangis begitu liat muka gw. Sementara temen-temen gw cengo.. Dan reaksi gw adalah,, marahin residen ortho biar cepet ditanggulangi,, kikikikik,, karena sakit dan gw pengen tu penderitaan segera diakhiri saja.. But everything has a bright sight,, Gw ngeliat betapa temen dan dosen gw begitu sigapnya,, seneng deh ngeliat mereka yang dateng bak air mengalir dari berbagai disiplin ilmu,, menenangkan sekali dan bantuannya besar,, (padahal waktu itu semua ruangan penuh tapi mereka masih bisa nyelesaiin masalah dengan tenang bahkan sambil becanda),, emang temen-temen yang lucu,, anak ortho yang pada sigap, anestesi yg kaget ternyata pasiennya gw sampe perawat dan radiografer yang geleng-geleng,, "dok, makanya jangan terlalu lincah",, kikikkik,, bunting tapi loncat sana loncat sini,,, wkwkwkwk,,, dan tak lupa bokap gw yang kerjanya mijetin kaki, nyokap yg akhirnya luluh jg dan sibuk mandiin anaknya.. plus suami tercinta yang tampak sangat senang gw bisa istirahat..




Tapi,, otomatis aktifitas mati total dan gw bed rest.. Kelinci bunting ini ga bisa loncat-loncat lagi,, Duduk salah, tidur salah, geser susah,, Dan ini benar-benar uji mental.. Akhirnya saking ga ada kerjaannya, gw pesenin tuh alat-alat buat my baby di toko bayi onlen, atau komenin orang,, tapi,, sampai kapan akan bertahan? Yah, semoga suamiku cepat selesai ujiannya biar ada temen ngobrol,,

Oh ya, buat yang ngerayain nyepi selamat ya,, dan buat yang lagi long weekend,, semoga diberi ketabahan untuk kemacetan jalanan bandung,, dan untuk yg ga ngapa-ngapain (kaya gw) semoga diberi ketabahan melawan kebosanan,, wkwkwkwk,, hv a nice weekend all,,,,

Minggu, 11 Maret 2012

time flies

Time is an illusion,,,,

Dulu,,

Aku sering kali duduk sendiri mencari sinyal net di rumah sakit untuk bisa chat bersamanya,, Autis dengan laptop di paha sambil senyum-senyum sendiri,, Kadang tak peduli dengan acara yang sedang berlangsung,,

Dia seringkali mengirimkan gambar skunk yang melompat-lompat,, ym sambil bermain catur ketika dia sedang rapat,, atau bercerita tentang si "tikus",,




Aku seringkali menemaninya telfon di jalan ketika dia sedang terjebak macet,, berbicara hal-hal ringan untuk membuatnya tidak bosan dengan kemacetan kota jakarta,,

Aku menunggunya pulang ketika dia bekerja hingga larut malam,,

Atau menghabiskan malam dengan bercerita,, Dia berkata sulit untuk bercerita namun aku selalu memaksanya untuk bercerita,, Pagi, siang hingga malam,, dengan berbagai media dan cara,,

Aku dengan senangnya menjemput dia di depan BTC setiap kali dia datang mengunjungiku setelah pulang kerja walaupun itu sudah larut malam..

Aku bahagia walaupun dia hanya sebentar saja mengunjungiku dan subuh paginya harus kembali berangkat bekerja,,

Aku selalu kesal setiap kali harus memesan travel untuknya,, karena itu akan membawannya pergi..

Aku selalu sedih setiap kali mengantarnya ke travel,,


Sekarang,,,

Walaupun kami sudah menikah, namun ritual itu tetap berjalan,, Tidak pernah kami tinggal dalam satu atap yang sama dalam jangka waktu yang lama,,, Hingga saat ini juga,,

Aku harus bahagia walau hanya dapat melihat wajahnya sebentar saja,, secara virtual,,

Aku harus tersenyum ketika kami menjalani semuanya masing-masing,, dengan kesusahannya sendiri,, dengan pengorbanan,,

Aku harus menahan pilu ketika dia terkapar sakit dan aku tak dapat berbuat apapun sementara disini aku mengobati orang lain yang bahkan aku tidak kenal,,

Aku harus cukup puas bisa ditemani "dia" dalam versi junior,, yang selalu bergerak atau menendang dengan kencang di dalam perutku,, yang membuatku selalu kelaparan dan harus memakan nasi,, sungguh,, mirip sekali dengannya,,,

Maka dari itu, aku bersyukur pada Tuhan,, untuk semua yang memang ditakdirkan untukku,, untuknya,, untuk kami,,

Masih ada tiga tahun tujuh bulan lagi,, Kuatkah kami? Biarkan Tuhan yang menjawabnya,,

Seperti yang selalu kukatakan padanya,, aku,, memang tidak akan pernah bisa puas untuk memeluknya,,,

Jumat, 02 Maret 2012

things that I learn,,,

I have learnt a lot nowadays,, Today,, I have to postponed my case presentation.. And it take for a granded,, It's ok coz I learnt to be honest to my lecturer that I made a mistake..  I'm proud that I've been honest,,

Second,, I'm happy with my life.. I learnt how to be thankful for my life,, no matter how good or bad it is,,

Third,, Thank you for my husband,, for his love,,,  even though we separated miles away,, even though people said that I'm crazy for letting go my husband so far for a long time,, but I put my trust in him,, I know that it's hard to be "clean" and keep in the right tract.. So many intervention,, So many disturbance,, May He lead him.. We belong each other,, just me and him,, no one else between.. fyi, it's hard to live in people who stands against you and never trust that our relationship are gonna be work out,, yes, I'm living in the world of distrust,, full of cheating,, but I keep reminding my self,, to the promised I have made to him,, in the front of the One who gave him to me,, My saviour,,

promise that I'll be stand beside him through the winning, happy, losing, or crying,,

Worry less,, smile more,, be thankful,,


From a blissfully blessed person,,