Minggu, 11 Juli 2010

who am i??


I am a flower quickly fading,
Here today and gone tomorrow,
A wave tossed in the ocean,
A vapor in the wind.

Who would look on me with love
And watch me rise again,,

Who would call out through the rain,
And calm the storm in me,,

Lord, I am Yours,,,,

Sabtu, 10 Juli 2010

bunga biruku,,,


Pagi itu,
Hari itu pertama kali aku bertemu dengannya. Sosok lelaki setengah baya yang tergeletak tak berdaya yang ditinggalkan atau dibuang tak berdaya, akupun tak tahu apa yang telah terjadi padanya. Bagaikan sebuah layar, semua informasi tentang pria ini adalah sebuah misteri. Sekilas kulihat bahwa dia tidak berdaya, lemah dan bingung. Kini, dia sepenuhnya adalah tanggungjawabku. Satu2nya informasi tentang pasienku yang satu ini adalah sepucuk surat rujukan dan polisi yang mengatakan bahwa dia ditemukan oleh masyarakat dalam keadaan tidak sadar di tengah jalan sumedang dengan pakaian rapih, memakai sepatu, peci, jam tangan dan tas berisi beberapa pakaian rapih, beserta sebuah map berisi kartu keluarga dan foto keluarganya ketika dia masih muda. Pikiranku mulai berfantasi, spekulasi pertama,, dia hendak pergi ke tempat seseorang yang bernama H. Darya karena dibelakang foto seorang wanita terdapat alamat H. Darya dan angkutan yang kesana. Kedua, dia bertengkar dengan istrinya dan pergi karena dalam hematku, mana mungkin orang bepergian membawa kartu keluarga dan foto keluarga, spekulasi ketiga,, ah sudahlah,,, mungkin kalau aku ceritakan satu demi satu spekulasiku itupun tidak akan mungkin menyelesaikan masalah. Yang terpenting sekarang adalah pengobatan untuk "papih" (begitu aku memanggilnya) karena dia terserang stroke.

Waktu berlalu dan kini keadaannya sudah lebih membaik namun kerusakan otak yang dialaminya membuatnya tidak dapat berbicara walau dia mengerti apa yang aku bicarakan. Berulang-ulang aku berusaha untuk membuatnya mengingat keluarga dan alamatnya namun semua itu hanya sia-sia. Aku mencari ke alamat yang tertera dalam kartu keluarganya dan ternyata dia sudah lama pindah dari sana dan tidak ada yang tahu kemana. Tetangganya hanya berkata bahwa mereka pindah ke sumedang karena keluarga besarnya berada disana. Kamipun mencari ke alamat H. Darya namun ternyata tidak seorangpun yang bernama H. Darya di tempat itu. Sungguh sangat sulit mencari keluarganya.

Kini, mari kuceritakan tentang bapak yang satu ini. Nama yang tertera di kartu keluarga itu adalah Endang Suherman, sebuah nama yang mungkin akan kuingat selalu. Seseorang yang mampu membuatku mencari hingga ke pamengpeuk, mencucikan bajunya ke laundry, membelikannya pampers, membuatku bersitegang dengan pihak social worker yang tidak bekerja mencari keluarga bapak ini dan seseorang yang membuatku masuk koran. Seseorang yang kupanggil papih... Dia berusia 60 tahunan, berambut putih dengan giginya yang ompong. Awalnya aku kesal sekali karena setiap hari dia selalu menarik NGT (alat untuk memasukkan makanan karena dia belum bisa makan lewat mulut). Semua perawat bahkan sudah capek bila aku meminta mereka memberinya makan, minum dan memandikannya. Sebenarnya aku selalu menyempatkan diri memberinya minum setiap kali sebelum aku pulang namun setelahnya adalah tugas perawat, namun ini adalah ruang kelas gakin dimana tidak ada pelayanan seperti pasien kelas. Sedih sekali memang, dan harus kuakui aku kurang memberi banyak waktu untuk papihku ini karena kebetulan waktu itu pasienku banyak dan gawat. Ketika aku jaga malam, aku selalu menyempatkan waktu berbicara dengannya lebih lama karena aku tahu dia kesepian. Ada suatu kejadian yang membuatku sedikit tersenyum. Hari itu, salah seorang perawatku meminta ijin untuk mencukur papihku. Saat itu dia didorong keluar ruangan dan berjemur. Kami bercanda, "pak Endang, mau digundulin?", dia mengangguk dan kami bercanda. Saat itu dia tersenyum. Pertama kali aku melihatnya tersenyum, dan sejak itu aku selalu meminta perawat untuk membawanya keluar ruangan dan kadang aku menemaninya sebentar. Bahkan pernah aku membawanya turun dari lantai 5 dan berjalan-jalan sebentar sambil rontgen ulang papih yang memang menjadi batuk-batuk. Dia bukan orang yang rewel. Malam itu, aku sedang jaga dan berbicara padanya. Aku bercerita bahwa aku tidak menemukan keluarganya sambil memijat kakinya. Aku melatih kakinya. Dia tampak begitu tenang dan tidak rewel. Saat aku berkeliling, aku melihatnya memandang ke luar ruangan. Aku sengaja menaruhnya di ujung kamar supaya bisa melihat lampu kota bandung karena kami berada di lantai 5. Aku tahu dia kesepian walau dia sulit berbicara, setidaknya lampu-lampu itu bisa menemaninya. Walau dia tidak pernah berbicara tapi aku bisa melihat kesedihan dari sorot matanya setiap kali aku bertanya tentang keluarganya. Aku tak tahu bagaimana perasaannya, ditinggalkan, kesepian, lumpuh, sulit berbicara, gangguan ingatan dan tidak dapat berbuat apapun. Sekilas aku rindu senyumannya. Aku dekati dia yang sedang melihat keluar sana, tempat dimana semua rahasia tentang masa lalunya tertutup rapat dan tak dapat kuruntuhkan. Dia menatapku dan aku tersenyum. Sebuah pembicaraan tanpa kata-kata, sebuah senyuman yang mengartikan semuanya. Tanpa kusadari bahwa itu adalah senyuman terakhirnya sebelum keesokan harinya ketika sedang ada rapat aku mendapat telfon bahwa papih sudah pergi. Aku segera berlari dan terakhir kulihat lagi wajah itu, wajah yang tidak pernah mengeluh, wajah yang sudah tidak ada beban, begitu bersih. Aku sudah merawatnya selama sebulan. Aku menangis, bahkan aku belum sempat membuatnya bertemu dengan keluarganya. Belum sempat. Sedih sekali. Kini dia pergi. Aku menyesal mengapa aku tidak sempat menemaninya lebih sering, mengapa aku tidak berhasil menemukan keluarganya? Haruskah dia meninggal sendirian? Dimanakah dia akan dikuburkan? Siapa yang akan mendoakan dan membawanya pergi? Ataukah mungkin badannya dijadikan tempat pembelajaran para mahasiswa kedokteran baru? Aku tidak tahu. Dia adalah penyesalan terbesarku.... dialah bunga biruku,,,,

In memoriam of papih,,, endang suherman,,,,,

Rabu, 07 Juli 2010


Ketika kau ingin mencari dimana Tuhan, dan mempertanyakan mengapa semua ini boleh terjadi pada dirimu,, maka malam ini diam dan berdoalah,,
Biarkan DIA berbicara,, karena sebenarnya Dia rindu untuk berbicara padamu dan padaku,,,

Sabtu, 03 Juli 2010

bird


Sebenernya ini udah pernah gw email ke temen2 gw tapi sekarang gw merasa harus untuk menulis kembali disini karena gw pada saat ini merasa bahwa tulisan ini membantu gw, dan gw harap tulisan ini jg bisa berguna buat kalian semua. GB..

Seekor burung kecil dalam keadaan kritis dibawa oleh malaikat naik ke surga.. di sana dia melihat tempat seperti bioskop namun semuanya tampak seperti nyata.. sang burung bertanya,"mengapa kau membawaku kesini?" "tenang dan lihatlah" jawab sang malaikat.
Sang burung melihat scene dimana tampak dirinya semasa kecil yang sedang belajar terbang. dia melihat betapa dirinya itu berjuang terbang dan jatuh. hal itu terjadi berkali-kali.. berulang terus.. badannya mulai penuh dengan luka. sang burung bertanya,"mengapa harus ada kesulitan dan ujian?"
"agar kau belajar bertahan dan menghargai sebuah perjuangan. itulah yang akan membentukmu menjadi seseorang yang lebih baik" jawab malaikat singkat.

Tiba2 dilihatnya gambaran dirinya tengah asyik bermain dengan temannya namun teman2nya malah mecelakakannya dan menjauhinya. sang burung dengan sedih berkata,"mengapa harus ada penolakan?"
"agar kau dapat belajar mengasihi semua orang walaupun mereka tidak mengasihimu. kasih akan meluluhkan segala sesuatu dan yakinlah hidupmu akan lebih bahagia jika ada kasih di dalamnya", jawab malaikat

Kemudian gambar itu berubah dan dilihatnya dirinya terbang begitu tinggi hingga ada angin besar yang mengarah padanya. keseimbangan sang burung terganggu dan dia terhempas jatuh. burung itu bertanya,"mengapa aku terlalu asyik bermain dan mengapa tidak ada yg memperingatkanku bahwa akan ada angin besar itu?"
Sang malaikat tersenyum dan berkata: "perlu sebuah kebesaran hati untuk tahu kapan kita harus berhenti. namun kau menikmati saat berada di atas sana, bukan?? dengan melihat dari atas maka kita tahu bahwa semua hal yang ada di bawah sana kecil. kita memiliki prespektif yang luas sehingga memampukan kita untuk melihat semuanya dari berbagai sisi, termasuk jalan keluarnya. kepuasan melihat dari jauh membuatmu merasa nyaman. pada saat angin badai itu datang menerpamu dan membuatmu terjatuh..apakah yang kau katakan? ..Tuhan tolong.. dan..untunglah aku masih hidup.. itu katamu,kan? cobaan mendekatkan kita padaNya dan mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dan mengambil hikmah dari semua masalah."

Suasana hening dan dilihatnya gambaran itu berubah dan dilihatnya bahwa saat itu dia sedang terbang bersama seluruh temannya dan dilihatnya hanya dirinya yang tertinggal jauh dan terbang lebih rendah dari temannya. "aku ingin seperti mereka.. kuat dan dapat terbang tinggi..", kata sang burung sedih.
Sang malaikat melihat burung kecil itu dan berkata,"tidak semua diberi karunia yang sama namun lihatlah dirimu.. mereka tidak memiliki keindahan warna bulumu maupun suara indahmu. kau terlalu bodoh apabila tidak dapat melihat apa yang ada padamu namun terlalu berfokus pada apa yang dimiliki oleh yang lain."

Kemudian gambaran itu berubah dan dilihatnya saat sang burung itu ditinggalkan ayah dan ibunya.. sambil menangis sang burung bertanya,"mengapa harus ada perpisahan dan kesedihan?"
"segala sesuatunya di bumi ini ada waktunya. bukan kau yang menentukan wahai burung manis.. tatkala perpisahan itu tiba maka tugasnya telah selesai. apa yg terjadi memang terkadang tidak seperti apa yang kita inginkan. maka apabila engkau berdoa hendaklah berdoa agar diberi kerendahan hati untuk menerima semuanya sekalipun itu pahit adanya dan mintalah kekuatan untuk menjalankan rencanaNya. janganlah meminta apa yg terbaik menurut kita namun apa yang terbaik menurutNya karena Ia jauh mengetahui apa yg kita perlukan."

Burung kecil itu lama terdiam
"masih ada kesempatan" kata sang malaikat. "kau dapat kembali dan menyampaikan rahasia ini pada yang lain. ingatlah.. kau berharga. sekalipun berbagai cobaan menerpa namun kau memiliki kekuatan untuk menjalaninya. pakailah waktu yang ada.. karena aku akan selalu ada menyertaimu walau kau mungkin tidak melihatku" lanjut sang malaikat...