Senin, 24 September 2012

Membangun candi

Ini adalah istilah temen gw yang dia pakai kalo lagi bikin paper ilmiah. Seperti membangun candi, satu demi satu. Dan kalo bisa langsung jadi,,, hahaha,, semua itu berawal dari cuti gw yang bikin tugas ilmiah pada numpuk, Ga bisa ikut ujian kalo ga selesai tu candi-candi. Alhasil hari ini gw berkutat dengan para dosen. Kemaren adalah hari gw masuk pertama. Kok hari minggu? Iya, soalnya gw jaga. Dan setelah gw jaga yang notabene adalah 24 jam, bolak-balik ke rumah pas jam makan buat nyusuin baby gw, alhasil tenaga cukup terkuras. Paginya gw lakuin pemeriksaan anak di SD buat bahan tesis gw nanti. Nah, belum selesai gw periksain tu anak-anak,, gw dah ditunggu sama dosen gw buat diskusi soal case report, salah satu candi yang perlu gw bangun. Alhasil, gw minta tolong petugas SD buat nganterin gw naik motor. Mana tu motor bebek bener-bener jalan kaya bebek. Lambreta boneta boo... Sesampainya di rumah sakit, gw, yang notabene kakinya belum pulih akibat dislok kemarenan dipaksa harus berlari. Fiuh,, Untunglah amsih terkejar. Abis gitu, pas istirahat gw sempetin pulang nyusuin anak gw (untung rumah deket) sambil ngeprint referat "another candi" dan langsung kabur ke rumah sakit (lagi) buat ngasiin referat ke salah satu dosen gw. Dan tebak saudara-saudara, malamnya gw ke tempat praktek dosen gw buat ngasiin another case 'repot'.. Fiuh...

Kesulitan gw belum sampai disitu. Case yang pertama dan kedua harus jadi hari kamis, referat harus dimajuin dalam minggu ini. Belum lagi gw harus baca jurnal dan lapor ke dua dosen gw buat case dan referat buat 2-3 bulan ke depan. Fiuhhh... Namun yang paling takjub adalah gw jaga malem, mulai dari hari minggu, rabu dan sabtu. Terima kasih pembuat jadwal jaga :) baru masuk langsung jaga berturut-turut :)

Inilah nasib residen sesungguhnya, harus berkutat dengan tugas ilmiah, diantara jadwal jaga yang melelahkan dan melayani di poli.. Menuntut pelayanan terbaik, senyum yang menawan, dari pagi hingga sore kami menghabiskan waktu di poli, ruangan ataupun UGD, dilanjutkan sampai keesokan harinya bila jaga malam namun tugas ilmiah tetap harus dikerjakan. Pusing, penat membagi waktu, otak dan stamina..

Aku terdiam sebentar. Menghela nafas, mencari sejumput tenaga untuk mendirikan candi-candiku.. Kepalaku pusing... Ketakutan,, apakah aku memiliki cukup waktu untuk mengejar semua ini? Karena dosen-dosenku akan berangkat keluar negri.. Merasa diri tidak mampu.. Dan aku melihatnya,,,,

Kulihat anak bayi ganteng disebelahku. Semua ini kulakukan untukmu, anakku... Bisikku ke telinganya. Karena engkaulah, mommy kuat mengejar semua ketinggalan mommy ketika cuti satu semester kemarin. Senyummu lebih dari cukup untuk mem-booster semangatku mengangkat beban ini. Doa yang kupanjatkan adalah,, Tuhan, berikan aku kekuatan...

Sabtu, 22 September 2012

My handsome boy

It breaks my heart everytime I see you nowadays,,
Bleeding inside..
Do you know my feeling, baby?

I wish I could be with you,, near with you,, all the time
Hold you close in my arm,,
Be there to calm you,, make you feel safe,,
Wipe away your tears,, be there everytime you open your eyes,,
I'm sorry,,
I cant always be with you,,
Maybe I can't spend a lot of time with you,,

I want you to know,,
I really love you,, Yes, I do...

Please, forgive me,,
I love you,,
You always on my pray,,

God, take care of him,,




Jumat, 21 September 2012

The story behind,,,,

It's my story,, end of my pregnancy journey and walk through the new chapter,,, chapter that will change my life forever,, be a mother!!

Sebuah cerita yang agak sedikit terlambat.. (namanya juga enyak2 baru meahirkan jadi ajah sibuk,, alasaaannn, padahal sih terlalu banyak cerita namun sedang tidak bisa berkata-kata,, hahaha)

Waktu itu, 19 Juni 2012 adalah jadwal kontrol terakhir gw ke dokter kandungan. Lucu juga, karena laki gw hanya nemenin saat kontrol pertama dan terakhir. Bahkan dokternya terkaget-kaget gw dateng sama suami en berkata laki gw hanya menanam benih dan menuainya, sedangkan gw harus memupuknya seorang diri. Hahaha.. Saat itu sama sekali kaga ada tuh yang namanya pembukaan maupun tanda-tanda akan melahirkan. Due datenya adalah tanggal 21 Juni 2012. Dokter menyarankan jika sudah memasuki tanggal 21 belum ada his atau tanda-tanda persalinan lainnya, maka diputuskan bahwa pada tanggal 22 Juni 2012, gw akan diinduksi. Gw masih berharap bahwa akan ada keajaiban his namun ternyata apa daya, hingga 21 malam, bayi gw sangat tenang berada dalam rahim dan bahkan tampak tidak mau turun ke panggul.. Sudah terbayang betapa nyerinya diinduksi, bahkan teman gw berkata VAS (skor untuk nyeri) mencapai nilai 10. Namun apa yang terjadi saudara-saudari? Gw hanya merasakan kencang perut sedikit, tidak ada mules atau nyeri SAMA SEKALI!! Pas gw cerita sama teman, dia berkata, "lo udah cek belum tanggal kadaluarsanya tu oksitosin? atau lo emang ga ada rasa sama sekali kali, kebal bener..".  Hahahaha,, Bener-bener dah, dan sekarang,, hal yang paling gw benci akan gw jalani, berjalan menuju kamar operasi sekali lagi. Kalo boleh sedikit cerita, gw rada trauma sama yang namanya ruang operasi mengingat pas dislokasi kemaren. Tapi my baby ga suka lewat bawah, maunya lewat atas ajah. Dan mommynya harus nurut. Maka pada tanggal 23 Juni 2012 pukul 08.15 WIB, lahirlah putra pertama Tuti Warnengsih dan Herbert Wibert,, seorang bayi laki-laki sehat dengan berat 3340 gram, panjang 50 cm bernama NICHOLAS LOXA OWEN. Tapi, ada "kado", ternyata operasi gw ditambah dengan apendektomi kaerna secara insidental ditemukan usus buntu. Double deh :(

But this is the real journey,, our starting point.. Terkadang lebih baik tidak tahu teori daripada tau, karena semakin lo tau, kekhawatiran itu semakin menjadi. Dan inilah dilema menjadi seorang dokter. Anak gw terserang jaundice, seperti postingan sebelumnya, gw tau apa itu jaundice tapi masalahnya adalah anak gw turun beratnya terlalu drastis.. Memang sih, dalam satu minggu pertama bayi akan mengalami penurunan berat badan namun penurunan berat anak gw sampai pada tahap kadar meresahkan. Saat itu karena apendektomi gw makanya gw puasa dan ASI gw rada dikit. Di otak gw udah bercampur antara ketakutan kern ikterus dan anak gw hampir aja diinfus. Untunglah beratnya cepat naik tapi gw harus pisah karena gw harus pulang duluan sementara anak gw harus disinar. Kebayang gimana rasanya pulang tanpa anak. Alhasil karena jauh dari gw, makanya anak gw jadi bingung puting.. Jadilah pompa elektrik itu menjadi gadget nomer satu dalam hidup gw..

Didera sakit post op yang aduhai, kaki yang belum bener akibat dislok kemarenan dan kini harus jaga malem setiap hari rasanya cukup untuk membuat gw kapok punya anak dalam waktu deket dan gw bertekad anak gw yang kedua kaga SC lagi.. Setiap bangun dari tempat tidur, rasanya adalah penderitaan. Namun gw mencoba untuk melawan. Fiuh.. Keberuntungan mulai menunjukkan batang hidungnya. ASI gw melimpah ruah dan bahkan harus mengendon di kulkas, lumayan buat stok pas gw sekolah lagi. Ah, punya anak memang berbeda.. Eits, anak gw dah mulai ribut tuh.. Udah dulu yaa.. See ya...

Drama cinta asistenku,,,

Dia,, wanita setengah baya,,
Dalam usianya di 30 something itu,, telah banyak yang telah dilaluinya,,
Berawal dari sebuah kesalahan paradigma,,
Hingga akhirnya dia menikah di usia belia,,
Saat baru lulus sekolah dasar saja,, itupun tanpa restu orang tua,, itu hanya gairah masa muda..

Sebuah realita dibalut luka,, dia,, ditinggalkan lelaki yang telah memberinya seorang putra,, tepat 40 hari setelah kematian putra tunggalnya karena sebuah penyakit paru. Belum sembuh luka batinnya karena kehilangan seorang putra, ia harus menelan kenyataan pahit bahwa ayah sang anak yang telah tiada itu sudah menikah lagi. dan kehilangan tempat tinggal. Alasan sang pria itu tidak masuk akal dan terlalu dibuat-buat. Katanya, karena pria itu ingin punya anak. Bukankah sudah terbukti bahwa wanita ini dapat menghasilkan keturunan? Hanya saja anak itu harus mengalah dengan penyakit, keterbatasan dana dan kekurangan gizi? Haruskah dipertanyakan lagi? Biarlah, itu urusannya..

Ia berusaha untuk membangun kembali kehidupannya, jatuh pada pelukan lelaki lain. Dunia memang penuh sandiwara. Dia pernah merasakan perihnya dimadu, namun kini ia melakoni peran sebagai istri muda. Ironi. Yah, itulah hidup ini. Perkawinannya yang keduapun tidak mulus. Alih-alih bersedih, ia hanya berkata "mungkin hanya sepanjang itu jodohnya". Sebuah pernyataan yang membuat saya tercengang. Bukankah pernikahan itu sakral adanya? Kali inipun saya membatasi diri saya dengan berkata,, biarlah, itu urusannya. Dalam pernikahan kali ini, tidak ada seorang anak yang dihasilkan. Dan itu cukup untuk menghapus kenangan tanpa ada sesuatu yang berarti.

Tragis. Pilu. Dalam usianya yang masih relatif muda, dia telah menjalani berbagai pengalaman pahit. Berasal dari keluarga yang juga bercerai mungkin menjadi salah satu alasan mengapa ia bisa cukup tegar menjalaninya. Apalagi didukung dengan pemikiran "menikah itu diperbolehkan". Mungkin melihat kedua orang tuanya sama-sama menikah kembali mungkin menjadi alasannya untuk memilih jalan yang sama, menikah untuk kedua kalinya.

Saat saya bertanya, adakah keinginannya untuk membina rumah tangga lagi? Ternyata dia sama sekali tidak merasa kapok. Dia masih mau. Apakah ini timbul dari perasaan ketakutan dan keinginan akan kenyamanan? Atau kehausan kasih sayang? Atau ini hanyalah gairah setengah baya? Kali ini, saya hanya tersenyum dan berkata dalam hati untuk terakhir kalinya,,, itu urusannya..

Kamis, 20 September 2012

Love of my life

Hari itu,, 23 Juni 2012,,
Hari Sabtu pagi, tepat pukul 08.15
Kau menangis untuk pertama kalinya,,
Sembilan bulan bukanlah waktu yang sebentar,,
Semua rasa bercampur,,
Hidupmu kini baru dimulai,,
Sebuah perjalanan panjang,, keluar dari zona nyamanmu,,
Anakku,,,
Kuperkenalkan dunia kepadamu,,
World, please be nice to my son,, my precious,,
Love of my life,,


Kisah yang tak mungkin terungkap dengan kata-kata,,
Rasa yang tak mungkin dapat terekam,,
Anakku,, kau segalanya,,
Tangisku ketika melihatmu pertama kali,,
Perihku ketika kau harus menginap sendiri di rumah sakit,,
Sakitku menahan semua rasa,,



Sebuah cerita,, sebuah angan yang menjadi nyata,,
Harapan,, kebanggaan,,
Penyambung kekuatan dan semangat dalam meraih mimpi,,
Menjadi obat dalam pilu kami menjalani dunia fana ini,,
Memberi warna, senyum dan tawa yang akan mengubah kami,,
Memberi kami banyak pelajaran, arti hidup dan menobatkan kami sebagai orang tua,,



Inilah matahari kecilku,,
Seorang yang akan memanggilku,, mama,,

 

Ratapan ibu-ibu residen

Taukah anda bagaimana rasanya menjadi seorang istri, ibu, murid, dokter di saat yang sama?
Taukah anda perasaan kami ketika pagi hari kami harus pergi ketika bayi kami masih terlelap?
Atau saat kami pulang, seringkali kami dapati anak kami sudah tidur terlelap?
Atau berapa malam yang kami lewati untuk jaga malam dan (lagi-lagi) meninggalkan buah hati kami?
Bahkan jika kami pulangpun, kami masih dihadapkan pada paper dan tugas-tugas yang membuat kami hanya dapat melihat mereka sebentar?
Kami harus menguatkan hati ketika mendengar tangis anak kami hanya melalui alat telekomunikasi,,
Mungkinkah anak kecil itu sedang menangis merindukan dekapan hangat mamanya? mencari perlindungan dari seorang yang telah menemaninya bertumbuh bersama selama 9 bulan?
Taukah anda betapa sering kami melewatkan masa-masa penting dalam kehidupan anak kami?
Taukah anda perasaan kami ketika kami harus tega melihat dia tertidur sendirian?
Namun yang paling mengenaskan adalah,, kenyataan bahwa kami menelantarkan anak kami, seseorang yang lahir dari rahim kami sendiri demi menyelamatkan nyawa anda, nyawa saudara-saudara anda,, berjaga malam demi mempertahankan kenyamanan anggota keluarga anda,, sementara keluarga kami sendiri sedang terlelap dalam dinginnya malam tanpa dekapan sang mama dan mungkin hanya melihat kami dalam mimpi mereka,,



Didedikasikan untuk setiap ibu yang sedang mengambil residensi dimanapun anda berada.. Kalian adalah ibu-ibu yang luar biasa.. Percayalah,,, Anak-anak itu akan mengerti dan pada saatnya nanti mereka akan bangga memiliki ibu seperti kalian,, God bless,,