Sabtu, 31 Desember 2011

31-12-2011,, time to go,,

End year,,
Everyone is waiting for fireworks,,
or stuck in the traffic jam,,
maybe hv a party,,
But I am here,, and you are there,,
separates 4559 kilometers, 2833 miles away,,

Pulang ke kotaku dan membuka pintu,,
Rumah kita,,
Sunyi,, sepi,,

I try to sleep,,
And when I wake up,,
I have to face the reality,,
That you are not there anymore,,
Cannot touch,,
Or have an end year kiss,,
For how long, God?

Bumi berputar,,
Waktu berlalu,,
Satu yang kusadari,,
Aku tak bisa dan tak mau sendiri lagi,,

I cant make a promise,,
Now, I cry,,
And God knows why,,
For every lonely stranger out there,,
you are not alone,,
Happy new year,,


Selasa, 27 Desember 2011

the frowner santa

Christmas,,
I've been looking for you,,
But I cant find you,,
Tragic kingdom,,,
Wanna burn the devil inside,,
Watching others like a fairytale,,,
Then you get sick with yours,,
That's christmas for me this year,,,

Inilah,,,

Akhir-akhir ini saya sering bertanya apakah itu keadilan. Why? Terlalu banyak hitam yang diputihkan, terlalu banyak kesaruan yang membuat saya merasa lelah untuk tetap berdiri tegak. Entah apa pendapat kalian, tapi ini adalah curahan hati saya. Mungkin saya terlalu sensitif atau apapun, terserah orang berpendapat apa. Tapi inilah realita, dan terbukalah, ini terjadi benar adanya...

Beberapa bulan yang lalu, saya melihat jadwal jaga. Fiuh, beda bener jaganya antara senior dan junior. Sebelum saya beranjak lebih jauh, saya akan memberitahu sistem jaga di sekolah saya. Sistem jaganya terbagi menjadi 3 tingkatan, jaga 1 (paling senior, yang bertanggung jawab terhadap seluruh pasien pada saat jaga tersebut), jaga 2 (lini pertama pasien baru, pasien yang berada di luar kamar perawatan bagian saraf, ICU, CICU, IW, pasien konsulen, menjawab konsul, bla bla bla,,, singkat cerita jaga 2 adalah tulang punggung jaga pada saat itu, apalagi kalo jaga libur, semua ruangan di rumah sakit harus diperiksa oleh jaga 2, kecuali VIP (parahyangan,HCU) serta ruang perawatan saraf. Jaga 2 terdiri dari 2 orang, dan jaga 3 adalah penjaga gawang hanya pasien di ruangan perawatan bagian saraf. Setiap jaga 2 dan 3 terdiri dari senior dan junior. Dan saya pada saat itu adalah jaga 2 junior. Perbandingan jaga antara jaga 2 junior vs jaga 2 senior adalah 8-9 : 2 (hahaha,,,). Belum lagi masalah kelompok. Entah kenapa yah, kelompok pembuat jadwal jaga selalu mendapat jatah jaga paling sedikit dibandingkan kelompok lainnya. Selain itu, saya pernah bilang kalau saya akan ada acara tapi tetep ajah H-1 acara saya tetep ajah jaga (liat posting2 saya sebelumnya). Jadi, kesimpulan saya,, buat apa bilang kalo toh ternyata ga ada perubahan juga. Belum lagi yang satu ini... Ketika hari raya lebaran tiba, saat itu libur seminggu (bukan rasis), tapi saat itu otomatis residen non islamlah yang jaga, namun saat natal? wew, yang jaga adalah adik kelas saya yg katolik. Alasannya tidak ada orang lagi, padahal kan bisa saja ganti dengan orang lain dari beda kelompok? Belum lagi saat tanggal 31. Dari dulu, semua orang juga tau kalau tanggal 31 umat kristiani melaksanakan tata ibadah, jika memang harus jaga biasanya pembuat jadwal jaga akan memberitahukan BAIK-BAIK (seperti pembuat jadwal jaga tahun kemarin). Namun apa yang terjadi? Hampir seluruh dari yang jaga saat malam itu adalah kristiani dan lagi-lagi kelompok saya, sementara setelah saya periksa pada saat itu ternyata jumlah jaga kelompok saya adalah 11 kali (bandingkan dengan kelompok pembuat jadwal jaga yang hanya 9 kali). Jujur, saya tidak protes dengan jaga pada saat lebaran, saya tidak protes jika saya tetap jaga untuk setiap acara besar saya, saya hanya sudah lelah untuk berdiam diri terus, menahan semua ketidakadilan ini. Padahal asal tahu saja, sang pembuat jadwal jaga sudah tidak jaga sejak beberapa bulan yang lalu dan menyerahkan pada junior. Maka dari itu saya hanya dapat berkata CUKUP TAHU SAJA. Dan jika setelah inipun apabila saya harus ditambah jaga karena membuka aib, maka saya akan tambah mengerti bahwa memang tidak ada keadilan yang terjadi di tempat ini. Suatu gambaran yang sangat menyedihkan untuk manusia berpakaian putih seperti itu,,,,,

Rabu, 14 Desember 2011

Warna warni lapak poliku

Kali ini, aku akan bercerita tentang keseharianku hari ini di poliklinik,, Kisah dari bilik kecilku yang terletak di salah satu gedung tua di lantai dua sebuah RS rujukan jawa barat ini. Gedung ini punya 4 lantai, lantai satu untuk rehabilitasi medik, lantai 2 berisi bagian anak, saraf dan jiwa, sedangkan lantai tiga diisi bedah mulut dan lantai empat tidak berpenghuni.. Hiii sereemmm,,

Nah, minggu ini aku kebagian buat jaga lapak poli karena jadwal stase ke bagian rehabilitasi medik ditunda. Sebenernya jaga poli itu untung-untungan. Kalo cuma dapet pasien yang kontrol doang mah cepet, tinggal nanya dikit, tulis dikit, kasi resep dan selesai. Kalo dapet pasien baru rada repot bikin anamnesa, pemeriksaan neurologi, pemeriksaan penunjang dan lain2. Tapi, hari ini bener-bener lapak yang berwarna. Dan beginilah kisahnya...

Pagi ini gw nyampe di poli jam 8 kurang. Karena pasien masih pada sibuk sama pendaftaran, jadilah gw makan apel fuji (berhubung suami gw bilang harus banyak makan buah). Hari ini gw memilih ruangan yang hanya berisi 1 orang (biar lebih private, wkwkwk). Dan iseng-iseng gw liat tumpukan kertas di lemari buku di sana. Dan inilah kertas itu,,,



Hahaha, kertas cinta buat Heli dari Linda,, Waduh, si Linda tampaknya begitu mencintai si Heli inih, sampe-sampe cinta yang lainpun ditolak, wkwkwkwk,,, Kalo ajah gw ketemu si Linda, I'll tell her,, Letting go is hard, but it's not impossible. All you need are friends, time, and faith for a new love,, (btw, jangan-jangan ini tuh tulisan si linda ade junior itu? Wkwkwkwk,,,).

Kejadian kedua muncul ketika aku melihat seorang pria dengan perawakan besar datang dengan lemah sebelah badan, nafas yang sudah setengah-setengah dan keringat tampak membasahi wajahnya. Nampak sekali dia pasti stroke dan sakit jantung. Sekilas kulihat statusnya, gagal jantung,, hmm. Pantas saja dia tampak begitu kelelahan. Dia terkena stroke karena kelainan irama jantungnya, inilah yang membawanya kemari, bertemu denganku di bilik kecil ini. Selidik punya selidik, ternyata dia adalah "pasien lama" rumah sakit ini. Berkali-kali dirawat, bahkan harus menginap di ICU hingga satu bulan, semua karena jantungnya. Hatiku pilu. Dengan usia 39, dia sudah terkena stroke 2 kali. Tidak terbayang sudah berapa banyak biaya yang sudah dikeluarkan untuk kesehatannya. Sedih sekali. Dia belum menikah karena dia pikir tidak akan ada yang tahan dengan penyakitnya. Penderitaannya belum cukup sampai disitu, beberapa bulan lalu rumahnya habis terbakar karena kost-kostan di belakang rumahnya mengalami korslet. Ah, hatiku pilu. Aku hampir menangis di depannya, matanya sudah lelah. Dia pasti sangat lelah, lelah dengan hidup, lelah dengan penyakitnya. Dan aku disini bukan hanya untuk memeriksa dan memberinya resep. Aku ada disini untuk memberinya semangat, untuk menemaninya walau hanya sebentar. Setelah memeriksa dan meresepkan, aku mengantarkan dia keluar, ah,, dia masih harus menunggu antrian yang sedemikian panjangnya untuk mengambil obat. Dia sendirian, tidak ada yang mengantar. Kubukakan pintu lift, "Bapak pake lift saja yah, jangan lewat tangga, hati-hati pak, selamat jalan" itulah kata-kata terakhirku padanya. Kupasang senyum terbaikku, matanya lebih cerah dibandingkan tadi. Sebuah senyuman mampu membuat perbedaan. "semoga lekas sembuh", kataku lirih sambil pintu lift tertutup. Tuhan, berikan adil-Mu padanya, salah siapa dia sampai harus mengalami penderitaan seberat itu? Berikan adil-Mu, Tuhan..

Dan pasienpun datang silih berganti. Saat itu jam sudah menunjukkan pukul 2 lebih 15 menit, ah,, waktu yang tepat untuk mengantuk. Aku mengambil status yang tergeletak di meja. Seorang ibu berlogat aneh datang ke bilik kecilku. Ternyata sang ibu berasal dari sulawesi, tepatnya bau-bau. Pantas saja logatnya aneh. Ibu ini menderita migrain dengan aura. Masalahnya bukan hanya sampai disini. Ternyata si ibu malah curhat tentang anaknya. Tentang alasannya datang ke Bandung. Dia mau mengunjungi salah satu anaknya yang menjadi dosen dan sedang mengambil S3 di ITB. Anaknya baru pulang dari Jepang dan meminta orangtuanya datang. Lamaaa sekali dia bercerita, semua karena penyesalannya karena menolak pilihan anaknya dahulu dengan seorang wanita. Dia berfikir ini semua salahnya hingga si anak belum menikah hingga sekarang. Dia berfikir, karena dialah sampai si anak menjadi trauma dengan wanita. Tapi menurut hematku, si ibu benar kok, buktinya si wanita ini hamil duluan baru memaksa menikah dengan kekasih yang menghamilinya hanya beberapa bulan setelah si ibu menolak pilihan si anak. Entah kenapa, aku mencium gelagat tidak beres. Gelagat ketertarikan dengan diriku yang berlebihan. Dia berfikir aku masih available dan merasa "cocok dan sesuai dengan keinginan si ibu". Kalau sudah sampai tahap ini, aku sudah terbiasa. Yah, beginilah nasib menjadi dokter. Terkadang ada ibu-ibu yang tanpa malu-malu langsung menyodorkan anaknya, tiba-tiba ada telfon tidak jelas atau seperti ibu ini,, yang memulai dengan curhat namun buntutnya tetap sama. Dan seperti biasa, kami sudah sangat profesional dalam hal ini. Hehehehe..

Itulah hari-hari kami dengan pasien kami. Terkadang kami tertawa dengan tingkah laku mereka, terkadang kami kesal dengan polah mereka yang berlebihan, atau kami jengkel karena jawaban mereka yang berubah-ubah sehingga membuat kami menjadi sulit untuk membuat diagnosis. Kesulitan kami, keributan kami dengan bagian lain. Kemarin, ada pasien dengan benjolan pada pinggang dengan kecurigaan tumor ganas ovarium, dikonsulkan pada kami dengan kecurigaan metastase ke tulang sehingga merusak sarafnya. 3 bagian dalam satu pasien, obgyn, neuro dan ortho. Siapakah leadernya? Kalau dipikir-pikir, tumor ovariumlah yang menyebabkan gangguan sarafnya, kami hanyalah akibat dari mereka. Namun, kenyataan tidak seindah itu,,, yah itu mah penderitaan kami dengan kebiasaan masing-masing bagian. Alkisah,, masih banyak kisah yang terjadi setiap harinya, tantangan dan keruwetan yang datang silih berganti. Itu semua kami lakukan demi kalian, para pahlawan kami yang rela memberikan badannya sebagai tempat kami belajar, kami bedah, kami beri obat, kami lihat reaksinya. Tanpa kalian sadari, kalian sangat berjasa bagi kami dan bagi orang lain dan bagi masa depan nanti. Terima kasih para pahlawanku.. ^^

Senin, 12 Desember 2011

----------

Another drama,,
Another lies,,

Tired with life,,
Running with tears,,
Fake a smile,,
Going down,,

Never ask for restart,,
Or hibernate,,
Just wanna shut down my life,,
And you will see,,

Jumat, 09 Desember 2011

Epen kah?



Beberapa waktu terakhir ini, saya maless banget liat jejaring sosial. Semua itu berawal dari uplotan foto temen yang menurut saya agak sedikit "lebay". Berlebihan. Overreact,, sama aja yah?? Memang sih tak bisa dipungkiri bahwa jejaring sosial kadang digunakan sebagai ajang kenarcisan. Segala diuplot, segala status di update. Alkisah gw liat seorang wanita yang dengan rajin menguplot, kebetulan dia baru nikah. Ga masalah sih menunjukkan kebahagiaan pada orang lain. Tapi akan lebih baik lagi kalau yang diuplot itu enak diliat dan bikin yg liat seneng, bukan sepet. Ternyata bukan hanya saya saja yang berpendapat seperti itu, beberapa teman saya jg merasakan derita yang sama ketika melihat fotonya. (maaf, mungkin kameranya yang rusak :p). Belum lagi statusnya yang menurut saya "tidak penting", pas malam pertama "sstt, jangan diganggu", kemudian dilanjutkan "runtuhnya tembok berlin" Helowww, I dont care if you are not a virgin anymore!! Tapi tolong jangan jadiin status dunk kaya gt. Pas lagi jauh dari suami, diuplotlah foto dirinya tidur sama foto suaminya dan status yg begitu rindunya (dlm versi lebay),, gw tersenyum. Cm sejam naik pesawat ajah kok repot, saya saja yang berat di tiket dan visa meratap sendiri.

Belum lagi status temen yang kalau berantem, menjadikan status sebagai ajang untuk mencaci maki, bahkan menghina cewenya dengan menyebut si cewe sebagai ......... Ya Tuhan, God do exist!!! Tega bener mencaci seperti itu, mau perek atau bagaimanapun dia tetap manusia. Ckckckck... Tapi kalo lagi hot, wuidih,, potonya boss,,,, udah mirip bokep,, mualess,,,

Ada lagi, yang hobinya nilik2 kehidupan orang lain,, menjadikan status BBM untuk hal yang ga penting, kayanya ganti status sudah menjadi HOBI. Kenapa? Ada yang anda remove dari list anda karena hal tersebut? I think banyak orang diluar sana yang sependapat dengan saya.

Kalau saya boleh berkesimpulan, saya rasa jejaring sosial seperti FB itu fake, hanya menunjukkan apa yang ingin ditunjukkan, bukan yang sebenarnya. Fake. Kalau saya boleh memilih.. Saya lebih memilih mentweet apa yang saya rasa, dan tidak perlu dikomenin panjang2 juga di twitter. Lebih real, lebih "me". Ga suka? Unfollow ajah. Dan saya menyarankan, tolong kalau mau uplot, yang agak kinclong sedikit, biar saya ga perlu dilasik ;p Istilah daerah timur kalo nemu yang kaya gini pasti ngomong "epen kah" (ga penting deh,, red). Daripada saya tambah lama tambah bt, lebih baik saya undur diri dahulu dari hadapan anda,, pembaca yang setia membaca hingga akhir. Thank you and gut nite!! God Bless,,,,,

Rabu, 07 Desember 2011

mother's day

Gw punyak enyak,, lucu sekali,, orangnya berlebihan,, kalo lagi beresin rumah, gayanya jawara dah,, kain lap diselempangin, pake suiter warisan nenek gw (katanya biar tambah keringetan, sama ajah kaya olah raga (--,--") trus tidak lupa kaos kaki dan sendal winnie the pooh. Beuh, dia kesana, kemari,, dan satu yang paling khas kalo doski kerja. Semua orang harus ikut kerja!! Lap dikit, dia udah ke kamar mandi ngecek pembokat yg nyikat. Dia ngoceh, harus ini, itu, sikat yg ini, sikat 2 kali. Terus ngelap jendela sebentar dan pergi ke atas, teriakin bokap gw yg lagi bersihin langit2, dan supaya bokap gw semangat kerja, enyak gw yang satu ini selalu bilang, "kerja yang bener ya PAPIH". Hahahaha, ga pernah nyokap gw manggil bokap dgn kata papih kecuali nyokap gw mau nyuruh dia kerjain rumah.. Dan sebentar lagi dia pergi menengok si kecil cucunya yg ikutan nimbrung nyuci piring, "aduh, pintar sekali cucu ompung (nenek, red)". Dan kali ini jawaban sang cucu gendut itu sangat menohok jiwa, dia bilang gini, "Ompung, kok dari tadi kerjanya cuma bolak-balik doang? Ompung kan ga kerja apa-apa.". Wkwkwkwk, kontan semua pada ketawa denger statement yang sangat jujur itu. Sebenernya banyak kejadian janggal kalo lagi bareng sama dia, kaya nawar harga yang ga masuk akal, kalo beli barang harus ada bonusnya (atau nyokap gw akan mengambil secara paksa), selalu nanya cerita sinetron (padahal tiap hari nonton, tiap hari ga ngerti). Yup, that's my mom..

Dari segala kelucuan dan keanehannya, inilah wejangan yang dia tanamkan pada anak-anaknya,,, kata nyokap gw......

"Sehebat-hebatnya perempuan, penilaian sesungguhnya adalah di dalam rumahnya. Jika perempuan tidak bisa mengurus rumahnya maka dia sesungguhnya gagal meskipun dia sukses di luar sana"

"Kalau mau menilai sebuah rumah, lihatlah kamar mandi dan dapurnya, karena jika ruangan yang dianggap sebelah mata itu bersih dan nyaman maka pastilah keseluruhan rumah itu diurus dengan benar"

"Simpanlah semua masalah di hatimu, sabar dan berdoalah."

Hehehehe, segitu dulu yah yg bisa gw ceritain tentang enyak gw yang satu itu.. Walau masih jauh, pgn blg happy mother's day buat semua mother di dunia (hm, kalo gw kan masih mother wannabe, dapet selamat juga ga ya? hehehe, ngareeeppppp -> berharap suami baca :p)

Sabtu, 03 Desember 2011

Confession of a doctor (part II)

Inilah jeritan hati dokter,, sebuah penumpahan perasaan dari lubuk yang terdalam,,

Pernahkah kau merasa begitu lelahnya, berangkat dari pagi, tidak tidur semalamam, letih, menghadapi berbagai masalah, tuntutan dan ketegangan. Ketika kau berharap mendapat ketenangan pulang ternyata kau masih dituntut untuk meberikan ekstra pelayanan? Jangankan untuk tersenyum, membuka matapun kami sudah bersusah payah. Jangan salahkan keluarga kami karena mereka adalah korban, terbengkalai dari perhatian kami,, Menurut pandangan kami, kami pulang ingin ketenangan (dalam istilah gw,, a place I can call home). Pandangan keluarga kami, kami adalah orang asing yang datang selalu dengan kelelahan dan kurang perhatian. Salah kami? Kami berkata, kami letih luar biasa.. Dapatkah kalian mengerti kami? Kami sudah letih jiwa dan raga, semua diperas hingga habis. Kami selalu berusaha mengerti orang lain, ketika kami di rumah kami ingin dimengerti, namun keluarga tidak merasakan pengertian,, yang mereka dapatkan hanya muka lelah kami. Kami masih harus dituntut di rumah, dituntut dan dituntut lagi. Alasannya? Karena kami tidak memberikan perhatian sementara apa yang kami rasakan? Perasaan dituntut sudah melekat di dalam diri kami dan kami dituntut lagi di rumah. Terkadang kami ingin mengatakan,, I'm just human at all.. Dan hal2 inilah yang membuat keluarga kami berantakan. Ya, tidak ada yang mengerti kami.. Our life is a mess...

Terkadang kami lupa arti emosi,, ketika kata-kata kematian sudah merupakan makanan sehari-hari.. Jadi terkadang kami dapat tertawa tentang hal lain persis sedetik setelah kami menyatakan kematian seseorang. Hati kami tumpul,, Tersenyum dan bersimpati di saat yang berdekatan. Maafkan kami jika kami berkesan tidak peduli, kondisi yang menyebabkan kami  memiliki ambang batas yang seperti ini.

Waktu kerja yang tidak tentu. Ah, hal yang sangat sensitif. Ketika kami memutuskan menjadi dokter, kami sudah menandatangi kontrak bahwa SEUMUR HIDUP kami, waktu kerja kami tidak pernah jelas. Mengapa? Tanyakanlah pada Tuhan,, Adakah orang yang memilih kapan waktunya dia sakit? Jika memang ada, sebutkan pada kami..

Resiko yang harus kami tanggung berat, sangatlah berat. Resiko pekerjaan dimana kami harus berhadapan langsung dengan penyakit, bahkan dengan penyakit terberat sekalipun dengan resiko tertular. Berapa banyaknya dokter yang menninggal karena penyakit yang dihadapinnya?

Ah, kalau kami terus menggerutu, kalau kami harus mendengarkan perkataan, pemikiran buruk dan tuntutan orang, kami tidak akan maju-maju. Kami lelah berargumen, kami lelah menjelaskan. Padahal kami hanya inginkan satu hal,, menyelamatkan nyawa kalian, sekalipun terkadang nyawa kami dan keluargalah yang menjadi taruhannya...


We deserve it

Kamis, 01 Desember 2011

It's december, babe...


It's december ma prennn..... Yuhuuu... Gw paling suka desember,, Why? Banyak!! Karena tercium bau natal,,, senenggg banget!!!! Dari kecil, entah kenapa paling suka denger fairytale about christmas,, amazing stories,, spirit of christmas,, dari dulu pengenn banget denger live christmas music kaya di luar negri gituh.. Gw dulu paling suka pergi ke mall di jakarta cuman buat denger musiknya, soalnya di bandung jarang kaya gt,, tapi sekarang dah lumayan sihh.. Berasa banget natalnya sambil denger lagu2 natal. Paling mengesankan beberapa tahun lalu, ketika gw duduk sendirian di plaza senayan dan melihat nyanyian natal sambil menikmati hiasan natal dimana-mana. Rasanya ademmm banget dan jadi nangis saking senengnya... Pengen suatu saat nanti gw bisa liat live music di luar bareng someone special, hehehe... Dan gw selalu percaya,, there always a miracle happens on christmas... Bulan yang paling gw suka, bulan yang paling tunggu... Bulan yg bikin gw nangis saking senengnya, just like now,,,

I dont have a christmas tree
I dont have mistletoe hanging on my ceiling
I have You, my lord..
Who bring me joy,,
Who put a smile on my face,,
Who gave me a great husband,,
Who gave me precious present ever,, my baby
Thank you, Lord,,,

Welcome, december,,,,