Sabtu, 07 Agustus 2010

sebagian ingatanku akan sebuah rekaman ingatan masa lalu

yAng NamaNYa SENdiriAn tuh mahal harganya, gw kangen banget ngerasa tenang, sendiri dan ga perlu mikirin apapun. Hanya duduk diam dan menikmati suasana yang ada. Sekarang hal itu terasa sangat mahal buat gw. Gw kangen masa-masa pas di papua dulu. Tempat dimana gw bisa ngerenungin idup dan benar-benar ngerasa deket dengan alam. Kaya foto dibawah ini, ini adalah foto yang gw ambil dari jendela kamar gw. Ga perlu jauh2, cukup buka jendela dan hoala,,, sudah terhampar indahnya pantai sambil minum air kelapa yang dipanjat langsung dari pohon depan rumah. Mau jeruk, tinggal goyang pohonnya, mau bikin sambel dan butuh cabai, tinggal petik di samping rumah, mau pisang atau durian, tinggal bilang, besok langsung tersedia. Mau ikan? Tungguin aja pagi2 atau mau suntung? Silakan mancing sendiri setiap sore di dermaga. Waktu berjalan lambat dan santai, hidup begitu tenang dan tidak diburu dengan waktu dan jauh dari kebisingan kota maupun hingar bingar kehidupan duniawi.... betul-betul damai,,,


Kalau tempat yang satu ini mah berada di salah satu distrik di Yapen, orang menyebutnya telaga. Dulu telaga ini tempat wisata yang ramai karena ada honai2, perahu yang bisa disewa buat keliling telaga, trus ada perahu kayuh berbentuk bebek2 dan tak pula dermaga romantis karena pemandangannya yang indah. Pokoknya tempat yang pas buat berduaan dengan pasangan. Tapi itu duluuu karena katanya telaga ini memakan korban banyak dan penduduk pulau ini sangat percaya dengan yang namanya mistik makanya tempat ini ditutup. Sayang banget, padahal sumpah keren abis,,,,,,



Ini adalah menggap, berjarak cukup dekat dengan kota serui. Menggap adalah kawasan wisata yang dapat kita nikmati apabila kita bosan dengan pantai atau dermaga di serui. Pasir putihnya bersih, kalau sedang meti (surut), kita bahkan bisa bermain bola disana. Cukup panggil ojek dan kita bisa sampai disini, namun harus dipastikan bahwa sang ojek akan kembali menjemput anda karena tempat ini jauuuhhh dari peradaban dan gw pernah jalan kaki berkilo-kilo meter gara2 ga ada tukang ojek yang lewat. Nasib yang saat naas karena sinyal handphone tidak sampai ke tempat ini. Gw sampai mau nangis saking capeknya jalan kaki. Ketika ada tukang ojek lewat, ternyata hanya tinggal 10 menit naik ojek, rasanya remuk ni kaki.


Ok, mari kita berlanjut ke tempat ini. Tempat ini bernama miosindi yang berarti pulau indi (mios=pulau). Tempat ini berada di bagian selatan biak. Sebuah pulau kecil yang indah, orang sana menyebutnya surga kecil. Ada tempat unik di pulau ini. Di pulau ini ada mata air yang berjarak hanya 2 meter dari tepi pantai namun airnya sangat jernih, TAWAR dan segar (gw nyicipin sendiri), katanya karena sang empunya tanah sering berdoa. Pulau ini bisa kita kelilingi hanay dengan berjalan kaki. Begitu sampai di pantainya kita langsung disuguhkan dengan pasir putih dan rumput peking nan lembut untuk duduk atau bersantai di honai. Tidak seperti masyarakat papua pesisir lainnya yang rumahnya berada di atas laut (rumah panggung), rumah penduduk miosindi berada di atas tanah sama seperti kita. Kalo ke tempat ini kita bisa berenang sepuasnya, snorkeling, dan tak lupa pulang membawa ikan banyak karena disini gudangnya ikan, bahkan kata pace (pria, red) tempat ini adalah penyuplai sirip ikan hiu ke jakarta. Makanya kita bisa liat hiu, ikan terbang (yang memang lebih mirip terbang daripada berenang) atau lumba2 yang loncat-loncat di sekeliling perahu kita. Satu lagi, disebelah miosindi ada sebuah pulau yang tidak berpenghuni. Pulaunya kecil, tapi percaya deh, ga ada satupun yang bisa muterin pulau itu dengan selamat jadi ati2 yeeeee,,,,,,,,,


Akhir kata, inilah sang dolang (dokter petualang) yang hanay menceritakan sebagian kecil dari pengalamannya di papua, masih banyak lagi tempat bagus yang bisa dikunjungi dan masih bejibun cerita yang bisa dijadikan pelajaran idup buat kita yang gw dapet disana,,, tapi tentu saja ga bisa gw ceritain semuanya sekarang karena si dolang ini mau mengejar mimpinya dahulu, sesuai janjiku pada orang-orang yang dengan ikhlas mendoakanku jauh dari papua sana,,, worimiori,,,,,


Semoga bisa bertemu kembali lain waktu,,,,,,,,,,,,, hanai piboki semuanya,,,,