Kamis, 23 Juni 2011

Sepi

Malam ini dingin sekali, terasa sunyi. Dinginnya malam menusuk akal dan pikirku. Aku merindukannya. Biasanya, aku sudah duduk dengan manis menunggunya untuk kutelfon. Biasanya, dia selalu marah apabila aku belum pulang jam segini. Aku tertawa dalam hati, aku yang terbiasa hidup bebas tanpa ada jam malam mampu tunduk padanya dan sudah ada di rumah sebelum malam tiba, apabila terlambatpun dia pasti tahu aku berada di mana.

Namun... Aku kesepian malam ini. Memandangi laptop ini dan menuliskan isi hatiku.

Dia sedang terbaring disana, dalam keadaan lemah. Aku kesal dengan diriku, mengapa aku harus membuatnya jatuh sakit? Aku tahu dia sudah tidak tahan bila harus begadang namun aku terus membuat masalah dan berargumen sampai subuh. Padahal aku tahu, sejauh apapun aku melangkah, sebesar apapun masalahnya, sehebat apapun aku menghindar, aku akan selalu kembali ke pelukannya. Dan akhirnya semua itu sia2 dan membuatku menyesal. Dia selalu jatuh sakit bila kami berselisih paham. Maafkan aku...

Tuhan, berikan dia malaikatMu untuk menjaganya. Aku ingin berada di sampingnya. Namun aku tak bisa. Aku merindukan suaranya, tawanya, ucapan selamat malamnya dan caranya membisikkan sayang padaku. Tuhan, aku rindu sekali padanya.