Selasa, 26 April 2011

dancing with my tears


It's raining outside,,,

Ah, kertas itu masih tergeletak disana. Seakan menunjukkan keangkuhannya untuk menunjukkan kelemahanku dan ketidakberdayaanku melawan sebuah takdir. Membuatku melompat jauh dari comfort zoneku. Kertas yang mempertontonkan bahwa aku adalah orang yang tersisih. Aku terdiam. Semua memang harus kujalani. Apa yang ada dalam benakku kini? Aku seperti tercampakkan karena sebuah pilihan. Terhimpit. Sesak.

Kucoba untuk menutup mata, menilik kembali rekaman itu. Aku masihlah seorang anak manusia, menyusu dari payudara seorang wanita. Dan kini wanita itu memintaku untuk menurutinya dengan sebuah alasan sederhana, ingin yang terbaik bagiku (menurut sudut pandangnya). Dan disinilah aku berdiri, menghadapi kertas yang menjadi kapak pemisah antara aku dan dia. Rejected. Terbuang. Itu yang kurasakan.

Setiap hari aku mengemis pengasihan, setiap waktu kucoba untuk mengais pengertian, mencoba untuk memberi perspektif baru dari sudut pandangku. Aku mencobanya sedikit demi sedikit. Tak memaksa. Namun kini aku harus menjalaninya sendiri. Tak apa. Tak ada penyesalan dari sebuah pernyataan. Aku akan mengurus sendiri. Bertahun sudah terasah dengan baik, maka kinipun,, Aku akan mengulangnya kembali.

Ah,,, Maukah kau mengerti?

Kita berjalan bersama namun dengan jalur yang berbeda,, Kucoba tetap bergandeng tangan namun dengan sasaran yang berbeda,, Ternyata ketika waktu bergulir dan melawati sebuah mentari pagipun tak mampu meluluhkan semua,, Kumenunggu,, Sebuah mentari,, Dua buah,, Percayalah, kukan menunggu,, Ah, halau pikiranku,, buang nestapaku,, toh aku melakukan semua ini dengan tulus hati. Bahkan sang rinaipun ikut bersanding menemaniku disini,, Sang dawai turut larut dan hanyut.. Namun hingga saatnya nanti,, ketika lengan lelah berpeluh, kaki lemah melangkah,, maka aku akan berhenti dan membiarkan sang rinai menari bersamaku,, i will dancing with my tears,, mengingat kembali saat ini,, is it worth fightin 4,,