Sabtu, 26 November 2011

confession of a doctor

 
Realita di balik baju putih itu,,  Betapa besarnya harga yang harus kami bayar,,
Dokter,, berapa tahun waktu kami habiskan untuk mendapatkan gelar itu? Berapa malam yang harus kami lewati bersama dengan kotoran manusia, darah dan kami masih harus tersenyum pada mereka? Ah, mereka tidak mau tahu penderitaan kami. Mereka tidak mau tahu mengapa pasangan kami meninggalkan kami karena kami terlalu disibukkan dengan mereka. Mereka tidak tahu arti jaga bagi kami, dimana kami masih setia berjaga sementara perawat sudah berganti shift 3 kali (bahkan tidak jarang kami pulang setelah perawat shift ke 4 dan seterusnya itu berganti). Mereka tidak tahu lelah kami walau ketika kami mengandung namun masih bolak-balik mengurusi mereka serta tidak memejamkan mata sedetikpun. Mereka tidak tahu berapa banyaknya calon bayi kami yang menjadi korban karena kami letih menyelamatkan nyawa mereka. Mereka tidak mendengar tangisan perih hati kami yang membiarkan buah hati kami sendirian di rumah. Mereka tidak mau tahu bagaimana kondisi kami. Kami dipaksa sempurna, tidak salah satupun, selalu bersikap manis pada mereka, dan kami melakukannya dengan ikhlas karena kami mencintai kehidupan yang sudah digariskan pada kami.
If you ask yourself why doctors charge so much for consults. It's because we don't get paid vacation, we don't get paid sick days, we don't get bonuses for outstanding performances nor for Christmas. We don't have insurance plans nor do we qualify for unemployment. We sacrifice our family on special days so that we can bring treatment to others. Illness or personal affairs are not excuses for a misdiagnosis or mismanagement. Next time you ask, remember that doctors are doctors because of the love of life, but that love doesn't pay debts,,,