Rabu, 17 Februari 2010

details in harmony


Adoh, beberapa hari ini kerjaan duduk manis sampe sore soalnya katanya mau outbond tapi ternyata ga jadi lantaran ujan turunnya gede banged. Berhubung 'katanya' para dokter adalah makhluk 'halus' makanya kita ga dibiarin kemping di luar ujan2 gene. Padahal gw dah semangadh 45 buat otbon. Temen2 gw dah promo otbon tuh rame, asik,ngasih pengalaman ma yang pasti buat metik pesona dari para sejawat yang menebar pesona (temen gw mpe wanti2, pokoknya coeth,, lo kudu buka mata lebar2,, cari cowo!!). Tapi cuacanya ga memungkinkan benge,, Ga lucu kan kalo tiba2 ada headline koran atau berita yahoo Indonesia bertajuk, "para calon dokter spesialis RSHS tertimpa pohon atau kena petir, hihihihi... Jadilah dengan suksesnya gw duduk di sebuah ruang theater di malam2 yang dingin (menggantikan alam terbuka malem2). Nah, ini nih refleksi yang dikasih sama abah iwan ma orang2 laen buat para PPDS (program pendidikan dokter spesialis) inih,,,

Bersyukurlah dengan segala keadaan. Kalian adalah salah satu dari orang yang dapat mencicipi bangku spesialis. Betapa banyak dokter di luar sana yang mungkin lebih pintar, yang lebih pantas berada disini namun kalianlah yang terpilih. Dokter adalah profesi yang mulia. Orang jerman berkata, hanya orang baik yang bisa menjadi dokter baik. Hipokrates berkata hanya orang mulia yang dapat menjadi dokter. Jadi, bersyukurlah.

Pedulilah terhadap sekitar. Bukan merupakan rahasia bahwa salah satu tujuan mengambil spesialis adalah untuk kehidupan yang lebih baik namun cobalah tilik sekitar kita dan cobalah berempati. Apakah selamanya masalah uang? Siapakah yang akan menjadi pasien para residen? Umumnya adalah pasien kelas III. Dalam keadaan sehat saja mereka sudah susah, apalagi kalao sakit? Jamkesmas juga seringkali mendapat perlakuan semena2 karena mereka tidak membayar. Sebuah paradigma yang salah karena mereka membayar, namun yg membayar adalah pemerintah. Jadi, hargailah tiap orang. Seorang dokter tidak melihat latar belakang seseorang. Seorang dokter adalah perpanjangan tangan Tuhan.

The power of listening. Untuk soal yang satu ini punya kisah khusus lantaran pada dasarnya kita bakal diajak untuk mendengar suara burung dll namun berhubung diadakan di dalam ruangan lantai 6 yang notabene ga ada suara burung maka dengan sangat menyesal kita disuruh ngedengerin suara musik dan menyebutkan alat musik apa saja yang dimainkan di dalamnya. Intinya sih,, details in harmony,,, kita ga boleh ngelupain detail, keluhan2 kecil namun juga jangan terbuai dan melupakan keseluruhannya.

Antusiasme... Jelas, dalam melakukan hal apapun dibutuhkan antusiasme untuk melakukan pekerjaan. Apabila tidak ada antusiasme maka apa yang akan kita kerjakan sia2. Mulailah dari mencintai. Ingat bahwa medicine is a long life study.. Jangan hanya berhenti di sana saja. Salah satu sesepuh bedah di Bandung, yaitu prof kustedjo adalah panutan nyata. Gw termasuk orang yang beruntung yang bisa bertemu dan melihat secara langsung ketika beliau walau sudah tua masih menemani keluarga pasien yang mau menjenguk dan tidak tahu kamar yang mana. HEBAAATTT. Waktu itu gw sampai terkagum2. Kerenn... Beliau juga adalah orang yang lluar biasa dimana antusiasme balajarnya sangat tinggi. Ga cukup jadi dokter, ga cukup jadi dokter bedah, ga cukup jadi ortopedi, beliau terus menerus mengasah ilmunya dan seakan haus dan merasa bodoh sehingga belajar selalu. Dan dia berkata, menjadi dokter bukan untuk menjadi kaya. Dan dia benar2 'kaya'.

Lions heart, ladies hand... Maksudnya agar kita senantiasa memiliki kemauan dan karakter yang kuat namun memiliki tangan yang lembut untuk 'menyentuh' pasien, baik itu dalam hal tata krama dan pengobatan.

Sebenernya banyak yg gw dapet namun berhubung gw kudu cabcus makanya gw sudahin sampe disini. Tapi percaya deh kalo hal2 di atas berguna buat semua orang, bukan cuma dokter doang. Okelah kaloh begetoh.. Gudlak all...