Jumat, 25 Desember 2009

dear God


Tuhan, ini hari natal. Seharusnya ini adalah hari yang menyenangkan. Tapi kenapa hari ini aku menangis, Tuhan? Menangis sendirian, terpuruk dalam kekelaman dan tidak ada yang mengangkatku? Ada sebuah lobang di hati dan aku tak tahu apakah masih bisa ada yang mengisinya, Bapa. Malam natal itu terasa penuh, bahkan aku sampai duduk di luar, sendiri. Mataku menangkap keceriaan natal disana, namun mengapa itu terasa jauh dari hatiku dan itu menusukku. Tidak seperti biasanya. Setiap tahun ceria natal sudah menyelimuti diriku semenjak bulan november namun kini hingga saat inipun aku merasakan kehampaan itu. Aku rindu. Rindu suasana natal dimana keluarga dapat berkumpul, mencari baju natal, tertawa, berdoa bersama, pergi dan memenuhi satu jejer barisan bangku gereja. Saat hangat yang sudah direnggut oleh waktu.

Tuhan, kini aku sendirian. Pergi ke gereja dan terpaksa duduk di suatu bangku yang tersisa dalam sebuah jejeran yang dipenuhi oleh keluarga. Terbuang, aku bagai orang yang terbuang. Aku teringat natal 2 tahun lalu di papua. Saat itu aku sedang duduk sendirian menghadap laut yang begitu tenang dan hatiku sangat tenang walaupun aku jauh dari keluargaku. Kini mereka tampak begitu jauh dan tak terjangkau. Aku kesepian, Tuhan.. Mengapa airmata ini mengalir saat aku memegang lilin itu? Mengapa aku menangis saat salam damai karena kedamaian itu bagai melayang dihadapanku? Mengapa perih masa lalu itu masih ada? Aku mengeluh dan aku kesal dengan semua ini Tuhan. Aku memimpikan merayakan natal bersama keluargaku, berbelanja, menyanyi, berdoa dan tertawa bersama. Aku juga ingin pergi merayakan natal bersama seseorang yang kukasihi, aku ingin kami bersama-sama ke gereja dan dia duduk disebelahku. Namun apa yang kudapat? Hampa. Yang ada hanya bayangan dan khayalan bahwa semua yang aku harapkan itu terjadi. Bayangan dimana keharmonisan itu nyata, senyuman dan jabatan hangat dari orang yang aku kasihi itu mengalir. Namun saat aku terbangun dari mimpi, air mata ini mengalir kembali. Aku kecewa dengan keadaanku. Memang aku bukanlah orang yang baik dan manis. Aku bukanlah orang yang menurut sepanjang tahun ini. Mungkin dapat dikatakan ini adalah tahun yang paling mengecewakan dan aku telah mengecewakanMu karena aku membiarkan diriku tenggelam dan perlahan berjalan menjauhi diriMu. Bapa, tolong hambaMu ini. Aku senang dan menunggu natal namun mengapa natal ini berlalu dengan begitu tragisnya? Kemana damai dan kasih natal itu? Bapa, ampuni aku. Ajar aku untuk mengampuni. Ajar aku untuk menerima jalanMu. Satu yang kupinta, jangan tinggalkan aku sendiri, Bapa....